Apa itu Demensia? Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Apa itu Demensia? Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

written by : PARENTY - 18 Mar 2024

Viewed : 1   Read duration :

Semakin bertambahnya usia, maka orang tua sangat rentan terkena berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit yang dapat dialami oleh lansia adalah demensia. Demensia dapat membuat lansia lupa oleh beberapa hal seperti memori jangka panjang dan pendek bahkan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan. Risiko demensia pada lansia dapat meningkat oleh sejumlah faktor, yuk simak gejala penyebab dan pengobatan demensia.

Apa itu demensia?

Demensia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana terjadi penurunan fungsi kognitif yang menyebabkan gangguan dalam kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, adanya penurunan cara berpikir dan daya ingat seseorang atau disebut juga dengan pikun (pelupa).

Namun, bukan berarti orang yang sering kali lupa mengalami demensia ya. Biasanya demensia dialami pada lansia yang berusia 65 tahun ke atas. Demensia bisa terjadi pada siapapun, baik pria dan wanita. Perlu diketahui, risiko demensia semakin meningkat pada usia 85 tahun.

Demensia pada lansia bukanlah suatu penyakit melainkan kelompok gejala yang berhubungan dengan gangguan otak yang progresif dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti memori, kemampuan berbicara, orientasi, pemecahan masalah, dan keterampilan sehari-hari lainnya.

Penyebab demensia pada lansia

Demensia pada lansia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan seringkali lebih dari satu faktor yang berkontribusi pada terjadinya kondisi ini. Berikut adalah beberapa penyebab umum demensia pada lansia:

  1. Demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak.
  2. Berkurangnya aliran darah dalam pembuluh darah otak yang dipicu oleh kondisi medis lain seperti stroke, infeksi katup jantung dan gangguan pembuluh darah lainnya.
  3. Ada sejumlah kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko demensia pada lansia, seperti penyakit Huntington, HIV/AIDS, dan penyakit Creutzfeldt-Jakob.
  4. Cedera kepala parah, seperti yang bisa terjadi dalam kecelakaan mobil atau kecelakaan olahraga, dapat meningkatkan risiko demensia pada masa tua.
  5. Beberapa orang dengan penyakit Parkinson juga mengalami demensia. Ini karena akumulasi protein abnormal di otak yang juga terkait dengan Parkinson.
  6. Beberapa faktor gaya hidup, seperti merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat, juga dapat meningkatkan risiko demensia pada usia lanjut.

Faktor risiko demensia pada lansia bisa meningkatkan akibat sejumlah faktor. Diantaranya memiliki riwayat demensia pada keluarga, pertambahan usia, dan jarang olahraga.  Memahami penyebab demensia pada lansia penting untuk memberikan perawatan yang sesuai dan juga untuk upaya pencegahan. Menjaga kesehatan otak dan meminimalkan faktor risiko dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya demensia pada lansia.

Jenis-jenis demensia

Ada beberapa jenis demensia yang umum diidentifikasi berdasarkan penyebab dan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa jenis demensia yang paling umum:

Demensia Alzheimer

Ini adalah jenis demensia yang paling umum terjadi pada lansia. Penyakit Alzheimer menyebabkan kerusakan dan kematian sel-sel otak, yang pada gilirannya mengganggu komunikasi antar sel-sel otak. Kerusakan otak ini memengaruhi kemampuan berpikir, memori, dan perilaku. Gejalanya meliputi kehilangan memori jangka pendek, kesulitan berbicara, kesulitan menjalankan tugas sehari-hari, dan perubahan kepribadian.

Demensia vaskular

Penyebab demensia kedua yang paling umum adalah demensia vaskular. Demensia Vaskular: Demensia vaskular terjadi ketika pembuluh darah di otak mengalami kerusakan atau penyumbatan, yang mengganggu aliran darah dan menyebabkan kematian sel-sel otak. Akibatnya, sel-sel otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.

Demensia Lewy body

Jenis demensia ini terkait dengan pembentukan "Lewy bodies" yang abnormal di dalam otak. Gejalanya mirip dengan Alzheimer, tetapi juga mencakup halusinasi visual, gangguan tidur, dan perubahan tiba-tiba dalam kemampuan kognitif dan fokus.

Demensia frontotemporal

Ini adalah jenis demensia yang langka atau jarang terjadi, tetapi pada beberapa kasus, dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Terjadi karena kerusakan pada bagian otak yang mengontrol perilaku dan emosi. Demensia frontotemporal juga mempengaruhi bagian-bagian otak yang mengendalikan perilaku, kepribadian, dan bahasa.

Demensia Mixed

Sebagian besar orang dengan demensia mengalami campuran dari lebih dari satu jenis demensia. Ini disebut demensia campuran.

Gejala demensia pada lansia

Gejala demensia pada lansia dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Gejala ini cenderung berkembang secara bertahap dan memburuk seiring waktu. Itulah pentingnya deteksi dini demensia pada lansia agar Anda dapat menentukan bagaimana cara merawat orang tua dengan demensia.

Berikut ini beberapa gejala awal demensia pada lansia meliputi:

  1. Kesulitan dalam mengingat informasi baru nama orang, tanggal, atau acara yang baru saja terjadi.
  2. Penderita demensia juga mungkin mengulangi pertanyaan atau pernyataan yang sama berkali-kali.
  3. Kesulitan berbicara dan berkomunikasi serta memahami instruksi.
  4. Kesulitan berpikir dan memecahkan masalah.
  5. Kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari seperti memasak, berpakaian, atau mengelola keuangan.
  6. Penderita demensia mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali tempat-tempat yang sebelumnya mereka kenal atau mengingat arah.
  7. Perubahan emosi yang mendadak, seperti kegelisahan, kemarahan, atau kebingungan, bisa terjadi pada penderita demensia.
  8. Kesulitan dalam merencanakan kegiatan atau mengikuti urutan langkah-langkah adalah gejala umum demensia.
  9. Penderita demensia mungkin kesulitan mengenali orang-orang terdekat atau benda-benda yang sebelumnya dikenali dengan mudah.
  10. Penderita demensia sering mengalami kesulitan dalam membuat keputusan yang sederhana atau kompleks.

Pengobatan demensia pada lansia

Mungkin Anda bertanya apakah pikun bisa disembuhkan? Sayangnya  sampai saat ini belum ada pengobatan demensia yang dapat memperbaiki kerusakan sel otak. Namun, ada beberapa obat yang dapat meringankan gejala demensia diantaranya donepezil, galantamine, dan rivastigmine.

Selain pengobatan tersebut, cara merawat orang tua dengan demensia bisa dilakukan dengan cara olahraga teratur, minum obat sesuai resep dokter, tidur yang teratur, menerapkan pola makan sehat dan rutin memeriksakan kesehatan.

Demensia pada lansia dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat dan selalu memantau kondisi kesehatan orang tua. Penderita demensia juga membutuhkan dukungan dari keluarga untuk tetap menjaga kualitas hidup.

Selain itu, berikan perawatan yang nyaman untuk orang tua dengan popok dewasa Parenty. Parenty memberikan kelembutan pada setiap sentuhan, memiliki permukaan 3D yang dapat mengurangi kontak dengan kulit sehingga dapat menurunkan risiko iritasi dan berdaya serap tinggi. (Aq/PRT)

READ ANOTHER LATEST NEWS

Lihat semua >
5 Cara Merawat Orang Tua yang Sudah Lanjut Usia

Ingin memberikan perawatan terbaik untuk orang tua? Tunjukkan kasih sayangmu pada orang tua dengan 5 cara merawat yang sederhana namun bermakna.

2024-11-21 09:32:21
5 Cara Mengatasi Orang Tua Yang Sulit Makan

Khawatir orang tua kurang nutrisi? Temukan 5 solusi praktis untuk mengatasi masalah makan pada lansia agar tidak mengalami malnutrisi.

2024-11-21 09:23:50