Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day (WOD) diperingati tanggal 20 Oktober setiap tahunnya untuk meningkatkan kesedaran masyarakat agar menjaga kesehatan tulang sejak dini. Osteoporosis dapat terjadi pada siapapun, umumnya Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Namun, juga bisa terjadi pada anak-anak loh.
Untuk itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai penyakit osteoporosis, penyebab, gejala serta pencegahannya.
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang mengalami penurunan kepadatan sehingga menjadi rapuh dan rentan patah. Penyakit ini sering disebut sebagai "penyakit tulang keropos" karena tulang menjadi lebih mudah retak atau patah meskipun terkena tekanan ringan, seperti jatuh atau bahkan akibat batuk keras. Tulang yang paling sering terkena osteoporosis adalah tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan. Namun, penyakit ini bisa memengaruhi semua tulang di tubuh.
Osteoporosis biasanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas, sehingga seringkali baru terdeteksi setelah terjadi patah tulang. Inilah sebabnya mengapa osteoporosis disebut sebagai "penyakit senyap."
Jenis-Jenis Osteoporosis
Ada beberapa jenis osteoporosis, dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda:
Osteoporosis Primer
Ini adalah jenis osteoporosis yang paling umum dan umumnya terjadi pada orang yang lebih tua, terutama pada wanita pascamenopause. Setelah menopause, produksi estrogen—hormon yang membantu melindungi tulang—menurun drastis, menyebabkan penurunan massa tulang.
Osteoporosis Sekunder
Jenis ini terjadi sebagai akibat dari kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan yang memengaruhi kesehatan tulang. Misalnya, penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau penyakit seperti hipertiroidisme dan penyakit ginjal bisa memicu osteoporosis sekunder.
Osteoporosis Juvenil Idiopatik
Ini adalah kondisi langka yang terjadi pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda yang umumnya tidak memiliki faktor risiko osteoporosis. Penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), tetapi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh membentuk tulang yang kuat di masa pertumbuhan.
Penyebab Osteoporosis
Penyebab utama osteoporosis adalah ketidakseimbangan dalam proses pembentukan dan perusakan tulang. Secara alami, tulang terus-menerus mengalami proses pembentukan oleh sel-sel yang disebut osteoblas, dan penghancuran oleh sel-sel yang disebut osteoklas. Pada orang yang sehat, proses ini seimbang, tetapi pada penderita osteoporosis, perusakan tulang terjadi lebih cepat daripada pembentukannya, sehingga tulang menjadi lemah.
Beberapa penyebab spesifik dari osteoporosis meliputi:
Penurunan Hormon Seksual
Hormon seperti estrogen pada wanita dan testosteron pada pria membantu melindungi tulang. Penurunan hormon ini, terutama setelah menopause atau andropause, dapat mempercepat penurunan massa tulang.
Asupan Kalsium dan Vitamin D yang Rendah
Kalsium dan vitamin D adalah dua nutrisi penting untuk kesehatan tulang. Kekurangan keduanya dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan risiko osteoporosis.
Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit seperti hipertiroidisme, penyakit ginjal kronis, dan gangguan pencernaan yang mengganggu penyerapan nutrisi juga dapat berkontribusi pada terjadinya osteoporosis.
Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Obat-obatan seperti kortikosteroid dan obat untuk kejang dapat mengurangi massa tulang jika digunakan dalam jangka panjang.
Faktor Risiko Osteoporosis
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena osteoporosis antara lain:
- Jenis Kelamin: Wanita memiliki risiko osteoporosis yang lebih tinggi daripada pria, terutama setelah menopause.
- Usia: Semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko terkena osteoporosis karena kepadatan tulang cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
- Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, risiko Anda juga lebih tinggi.
- Gaya Hidup: Merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang.
- Kondisi Medis: Penyakit seperti diabetes, rheumatoid arthritis, dan gangguan hormon lainnya dapat memengaruhi kesehatan tulang.
- Asupan Nutrisi yang Buruk: Diet yang rendah kalsium, protein, dan vitamin D dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, seiring dengan penurunan kepadatan tulang, beberapa tanda yang mungkin muncul meliputi:
- Patah tulang yang sering: Terutama pada tulang pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang setelah cedera ringan.
- Postur tubuh membungkuk: Tulang belakang yang melemah bisa menyebabkan postur tubuh menjadi bungkuk karena kompresi tulang belakang.
- Penurunan tinggi badan: Osteoporosis dapat menyebabkan tulang belakang mengerut, yang akhirnya mengurangi tinggi badan.
- Nyeri punggung: Patah tulang belakang akibat osteoporosis bisa menyebabkan nyeri punggung yang hebat.
Jika Anda mengalami tanda-tanda ini, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang.
Pencegahan Osteoporosis
Pencegahan osteoporosis bisa dimulai sejak dini dengan menjaga kesehatan tulang melalui gaya hidup sehat. Konsumsi makanan yang kaya kalsium, rajin berolahraga, dan memastikan cukup asupan vitamin D adalah kunci utama. Selain itu, hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan untuk menjaga kesehatan tulang jangka panjang.
Dengan mengetahui apa itu osteoporosis, penyebabnya, dan langkah-langkah pencegahannya, Anda bisa mengambil tindakan lebih awal untuk menjaga kesehatan tulang sepanjang hidup. (Aq/PRT)
Read also:
5 Cara Mengatasi Ngompol pada Orang Dewasa