Kenali Presbikusis: Gangguan Pendengaran Pada Lansia

Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi akibat penuaan alami. Kondisi ini umumnya mulai muncul pada usia 60-an dan semakin parah seiring bertambahnya usia.

written by : PARENTY - 4 Jun 2024

Viewed : 3   Read duration :

Gangguan pendengaran pada lansia merupakan masalah umum yang sering diabaikan. Salah satu bentuk gangguan pendengaran yang paling sering terjadi pada usia lanjut adalah presbikusis. Memahami apa itu presbikusis, penyebab, faktor risiko, gejala, dan pengobatannya sangat penting untuk memberikan perawatan yang tepat bagi lansia yang mengalaminya.

Apa itu Presbikusis?

Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi akibat penuaan alami. Kondisi ini umumnya mulai muncul pada usia 60-an dan semakin parah seiring bertambahnya usia. Presbikusis mempengaruhi kedua telinga dan menyebabkan kesulitan dalam mendengar suara frekuensi tinggi, seperti suara perempuan atau anak-anak, serta kesulitan memahami percakapan dalam lingkungan yang bising.

Penyebab Presbikusis

Presbikusis disebabkan oleh berbagai perubahan fisiologis yang terjadi dalam sistem pendengaran seiring bertambahnya usia. Beberapa penyebab utama termasuk:

  • Degenerasi sel-sel rambut di koklea: Sel-sel ini bertanggung jawab untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal elektrik yang dikirim ke otak. Seiring bertambahnya usia, sel-sel rambut ini mengalami kerusakan atau mati.
  • Penumpukan plak di pembuluh darah: Hal ini dapat mengurangi aliran darah ke telinga bagian dalam, menyebabkan kerusakan pada struktur pendengaran.
  • Kerusakan saraf pendengaran: Saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dapat mengalami penurunan fungsi seiring waktu.
  • Paparan bising: kondisi ini bisa disebabkan oleh paparan bising yang merusak fragilitas sel rambut telinga yang berperan dalam proses pendengaran.

Faktor Risiko Presbikusis

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya presbikusis antara lain:

  1. Usia: Faktor risiko terbesar. Hampir semua orang akan mengalami penurunan pendengaran saat mereka menua.
  2. Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran dapat meningkatkan risiko.
  3. Paparan suara keras: Paparan berkepanjangan terhadap suara keras, baik dari lingkungan kerja maupun kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi.
  4. Kondisi medis: Penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular dapat berkontribusi pada presbikusis.
  5. Obat-obatan: Beberapa obat, seperti antibiotik tertentu dan obat kemoterapi, dapat merusak pendengaran.

Gejala Presbikusis

Gejala presbikusis berkembang secara bertahap dan bisa termasuk:

  1. Kesulitan mendengar percakapan, terutama di lingkungan yang bising.
  2. Kesulitan mendengar suara dengan nada tinggi.
  3. Sering meminta orang lain untuk mengulangi kata-kata mereka.
  4. Mengalami tinnitus (dengung atau dering di telinga).
  5. Merasa bahwa pembicaraan orang lain terdengar seperti bergumam atau tidak jelas.

Pengobatan Presbikusis

Meskipun presbikusis tidak dapat disembuhkan, ada beberapa metode pengobatan yang dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita:

  1. Alat bantu dengar: Alat ini dapat memperkuat suara dan membantu penderita mendengar lebih baik.
  2. Terapi pendengaran: Terapi ini melibatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan memahami percakapan.
  3. Koklea implan: Dalam kasus yang parah, perangkat elektronik ini dapat ditanamkan di telinga untuk membantu mengirim sinyal suara langsung ke saraf pendengaran.
  4. Perubahan gaya hidup: Menghindari paparan suara keras, menjaga pola makan sehat, dan mengelola kondisi medis yang ada dapat membantu mencegah penurunan pendengaran lebih lanjut.

Gangguan pendengaran pada lansia, khususnya presbikusis, adalah masalah umum yang dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Dengan memahami penyebab, faktor risiko, gejala, dan pengobatan presbikusis, kita dapat memberikan perawatan dan dukungan yang lebih baik bagi lansia yang mengalami kondisi ini. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mempertahankan kemampuan mendengar dan meningkatkan interaksi sosial serta kesejahteraan emosional para lansia. (Aq/MKK)

READ ANOTHER LATEST NEWS

Lihat semua >
Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Sakit saat pipis? Jangan diabaikan! Ini dia penjelasan lengkap tentang ISK, mulai dari gejala hingga pengobatannya.

2024-09-06 17:18:09
5 Cara Mengatasi Ngompol pada Orang Dewasa

Masih sering ngompol meski sudah dewasa? Jangan khawatir! Simak 5 cara efektif mengatasi enuresis pada orang dewasa.

2024-09-06 17:04:03