Memasuki usia senja, banyak perubahan yang terjadi pada diri lansia. Tak hanya perubahan fisik, tapi juga perubahan psikologis. Salah satu kondisi psikologis yang kerap dialami lansia adalah Post Power Syndrome (PPS).
Apa itu Post Power Syndrome?
Post Power Syndrome (PPS) atau sindrom pasca-kekuasaan adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan kehilangan, kesepian, dan depresi setelah kehilangan peran atau status sosial yang penting. Kondisi ini umumnya dialami oleh individu yang baru saja pensiun, khususnya mereka yang memiliki karir yang cemerlang dan menduduki posisi tinggi dalam pekerjaannya.
Penyebab Post-Power Syndrome
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Post Power Syndrome, antara lain:
- Kehilangan identitas dan peran sosial: Pensiun seringkali menyebabkan individu merasa kehilangan identitas dan peran sosialnya dalam masyarakat. Hal ini dapat memicu perasaan kehilangan tujuan hidup dan krisis identitas.
- Kurangnya stimulasi mental: Kebiasaan bekerja yang menstimulasi mental secara konstan terhenti saat pensiun. Hal ini dapat menyebabkan kebosanan, rasa hampa, dan penurunan fungsi kognitif.
- Perubahan rutinitas: Pensiun membawa perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari. Hal ini dapat membuat individu merasa kehilangan kontrol dan mengalami kesulitan beradaptasi.
- Masalah keuangan: Kekhawatiran finansial pasca pensiun dapat menjadi sumber stres dan depresi.
- Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya interaksi dengan rekan kerja dan kolega dapat menyebabkan individu merasa terisolasi dan kesepian.
Gejala Post Power Syndrome
Gejala Post Power Syndrome dapat bervariasi pada setiap individu, namun beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:
- Perasaan sedih, cemas, dan depresi
- Kehilangan minat dan motivasi
- Rasa lelah dan mudah marah
- Kesulitan tidur
- Penurunan nafsu makan
- Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan
- Isolasi sosial
- Pikiran untuk bunuh diri
Mengapa Post Power Syndrome Kerap Menyerang Lansia?
Lansia merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap Post Power Syndrome karena beberapa alasan berikut:
- Usia: Seiring bertambahnya usia, individu lebih rentan mengalami penurunan fungsi fisik dan kognitif. Hal ini dapat memperparah perasaan kehilangan dan krisis identitas yang terkait dengan PPS.
- Penyakit kronis: Lansia lebih sering mengalami penyakit kronis yang dapat memperburuk gejala PPS.
- Keterbatasan sosial: Lansia mungkin memiliki jaringan sosial yang lebih kecil dan lebih terisolasi dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda. Hal ini dapat membuat mereka lebih sulit untuk mengatasi stres dan depresi yang terkait dengan PPS.
Cara Menghadapi Penderita Post Power Syndrome
Jika Anda mengenal lansia yang mengalami Post Power Syndrome, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka:
1. Mencari dukungan sosial
Bantu lansia untuk mencari dukungan sosial dari keluarga, teman, atau kelompok lansia. Dukungan sosial dapat membantu lansia merasa terhubung dengan orang lain dan mengurangi perasaan kesepian dan isolasi.
2. Meminta bantuan profesional
Jika gejala Post Power Syndrome pada lansia parah, dorong mereka untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater. Seorang profesional kesehatan mental dapat membantu lansia memahami dan mengatasi gejala Post Power Syndrome mereka.
3. Mengajaknya mengobrol
Luangkan waktu untuk mengobrol dengan lansia tentang perasaan dan kekhawatiran mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati dapat membantu lansia merasa lebih baik.
4. Memberinya kesibukan agar pikirannya dapat teralihkan
Dorong lansia untuk terlibat dalam kegiatan yang mereka sukai, seperti hobi, olahraga, atau kegiatan sosial. Kesibukan dapat membantu lansia mengalihkan pikiran dari perasaan sedih dan kehilangan.
5. Mengajaknya melakukan kegiatan yang memerlukan kerja sama
Ajak lansia untuk melakukan kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan orang lain, seperti bermain game, memasak, atau berkebun. Kegiatan ini dapat membantu lansia merasa terhubung dengan orang lain dan meningkatkan rasa harga diri mereka
6. Membantu lansia menemukan tujuan hidup baru
Pensiun dapat menjadi kesempatan bagi lansia untuk mengeksplorasi minat baru dan menemukan tujuan hidup baru. Bantu lansia untuk mencari kegiatan yang mereka sukai dan yang dapat memberikan mereka rasa makna dan kepuasan.
7. Mengajari lansia keterampilan baru
Belajar keterampilan baru dapat membantu lansia tetap aktif secara mental dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Bantu lansia untuk mengikuti kelas atau kursus yang sesuai dengan minat mereka.
8. Menciptakan lingkungan yang positif dan suportif
Buatlah lingkungan yang positif dan suportif di sekitar lansia. Hindari mengkritik atau menyalahkan mereka. Sebaliknya, fokuslah pada hal-hal positif dan berikan mereka dorongan dan semangat.
9. Bersabar dan pengertian
Mengatasi Post Power Syndrome membutuhkan waktu dan kesabaran. Bersikaplah sabar dan pengertian kepada lansia yang sedang berjuang dengan kondisi ini. Biarkan mereka tahu bahwa Anda selalu ada untuk mereka.
Post Power Syndrome adalah kondisi psikologis yang dapat menyerang lansia setelah mereka pensiun. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti perasaan sedih dan kehilangan, kehilangan minat pada kegiatan, kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, iritabilitas, dan mudah marah.