Nokturia: Gangguan Tidur Akibat Sering Buang Air Kecil

Nokturia adalah kondisi sering buang air kecil pada malam hari. Temukan penyebab, gejala, dan pengobatannya untuk kesehatan yang optimal.

written by : PARENTY - 4 Jul 2024

Viewed : 3   Read duration :

Siapa sih yang nggak males bangun tidur di malam hari buat buang air kecil? Biasanya kalau sudah begini bisa membuat kita jadi susah tidur lagi. Apalagi buat seseorang yang takut ke kamar mandi sendiri tentu merepotkan. Seseorang yang sering kali buang air kecil di malam hari dalam istilah medis disebut dengan nokturia.

Selama tidur di malam hari, normalnya seseorang menghasilkan lebih sedikit urin terkonsentrasi. Jadi, bagi orang yang sehat tidak perlu lagi untuk bangun di malam hari untuk buang air kecil dan dapat tidur selama 6-8 jam tanpa gangguan dari rasa ingin buang air kecil.

Apa itu Nokturia?

Nokturia adalah kondisi medis yang ditandai dengan keinginan atau kebutuhan untuk bangun di malam hari untuk buang air kecil. Hal ini berbeda dengan poliuria nokturnal, di mana produksi urine meningkat secara tidak normal di malam hari. Nokturia dapat mengganggu tidur dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Ini seringkali menjadi tanda dari masalah kesehatan yang mendasari dan membutuhkan perhatian medis.

Penyebab Nokturia

Sebagian besar penyebab nokturia adalah gaya hidup sehari-hari hingga gangguan kesehatan. pada umumnya nocturia lebih sering dialami oleh para lansia, namun juga bisa terjadi pada segala usia. Berikut ini penyebab nokturia lainnya sebagai berikut:

1. Kehamilan

Selama kehamilan, terutama pada trimester pertama dan ketiga, banyak wanita mengalami nokturia. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan tekanan rahim yang membesar pada kandung kemih, sehingga meningkatkan frekuensi buang air kecil.

2. Gangguan Medis

Berbagai kondisi medis dapat menyebabkan nokturia, termasuk:

  • Diabetes Mellitus: Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi urine.
  • Gagal Jantung: Retensi cairan di siang hari yang kemudian dilepaskan saat malam.
  • Penyakit Ginjal: Fungsi ginjal yang terganggu dapat menyebabkan peningkatan produksi urine di malam hari.

3. Sleep Apnea

Sleep apnea obstruktif, gangguan tidur di mana pernapasan berhenti sebentar-sebentar, dapat menyebabkan nokturia. Saat pernapasan terhenti, tubuh mengalami peningkatan tekanan darah yang dapat merangsang ginjal untuk memproduksi lebih banyak urine.

4. Efek Samping Obat

Beberapa obat, terutama diuretik yang digunakan untuk mengobati hipertensi atau edema, dapat meningkatkan produksi urine. Obat lain seperti lithium dan beberapa antidepresan juga dapat menyebabkan nokturia sebagai efek samping.

5. Gangguan Saraf

Gangguan pada sistem saraf, seperti multiple sclerosis atau penyakit Parkinson, dapat mempengaruhi sinyal saraf ke kandung kemih dan menyebabkan nokturia.

Gejala Nokturia

Gejala utama nokturia adalah keinginan atau kebutuhan untuk bangun di malam hari untuk buang air kecil, seringkali lebih dari sekali. Hal ini dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kelelahan di siang hari. Gejala tambahan yang mungkin menyertai nokturia tergantung pada penyebab yang mendasari dan dapat mencakup:

  1. Frekuensi buang air kecil yang meningkat di siang hari
  2. Urine berwarna keruh atau berbau tidak sedap
  3. Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
  4. Kelelahan dan kantuk di siang hari
  5. Kesulitan tidur atau insomnia

Pengobatan Nokturia

Pengobatan nokturia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi nokturia meliputi:

  • Pengobatan Kondisi Medis yang Mendasari: Identifikasi dan pengobatan kondisi medis yang mendasari seperti diabetes, gagal jantung, atau penyakit ginjal sangat penting.
  • Penyesuaian Obat: Jika nokturia disebabkan oleh efek samping obat, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau meresepkan alternatif yang tidak menyebabkan nokturia.
  • Pengelolaan Sleep Apnea: Perangkat Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) sering digunakan untuk mengobati sleep apnea dan dapat membantu mengurangi gejala nokturia.
  • Terapi Perilaku dan Kebiasaan: Mengurangi konsumsi cairan di malam hari dan membatasi asupan kafein dan alkohol dapat membantu mengurangi nokturia.

Cara Mengatasi Nokturia

Berikut beberapa langkah praktis yang dapat membantu mengatasi nokturia:

  1.  Kurangi asupan cairan di malam hari. Cobalah untuk tidak minum terlalu banyak cairan dua jam sebelum tidur.
  2. Batasi konsumsi kafein dan alkohol yang dapat meningkatkan produksi urin dan mengiritasi kandung kemih.
  3. Melakukan latihan kegel yang dapat membantu memperkuat otot-otot panggul dan meningkatkan kontrol kandung kemih.
  4. Membuat jadwal tidur dan bangun tidur yang teratur di jam dan waktu yang sama setiap hari agar dapat membantu mengatur ritme tubuh dan kualitas tidur.

Konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala nokturia, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Dengan memahami penyebab dan gejala nokturia serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya, Anda dapat mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas tidur serta kesejahteraan secara keseluruhan. (Aq/PRT)

READ ANOTHER LATEST NEWS

Lihat semua >
Infeksi Saluran Kemih (ISK): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Sakit saat pipis? Jangan diabaikan! Ini dia penjelasan lengkap tentang ISK, mulai dari gejala hingga pengobatannya.

2024-09-06 17:18:09
5 Cara Mengatasi Ngompol pada Orang Dewasa

Masih sering ngompol meski sudah dewasa? Jangan khawatir! Simak 5 cara efektif mengatasi enuresis pada orang dewasa.

2024-09-06 17:04:03