Kita selalu dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan cairan sebanyak 2,5 liter agar tubuh terhidrasi. Minum air putih yang banyak bisa mendorong seseorang untuk buang air kecil. Tapi, ada kondisi yang membuat seseorang buat air kecil dalam jumlah yang melebihi batas normal yaitu poliuria.
Poliuria dapat mengganggu aktivitas karena mengharuskan penderita bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil dalam jumlah yang banyak. Selain itu, poliuria juga mengindikasikan masalah kesehatan pada siapapun. Terutama pada lansia di atas 70 tahun hingga ibu hamil. Nah, kita akan membahas tentang poliuria lebih detail seperti apa penyebab, gejala dan cara mengatasinya. Simak berikut ini ya.
Apa itu Poliuria?
Poliuria adalah kondisi medis yang ditandai dengan produksi urine dalam jumlah berlebihan. Pada orang dewasa biasanya mengeluarkan sekitar 3 liter urine per hari. Sedangkan pada penderita poliuria bisa mengeluarkan hingga 15 liter per hari.
Beberapa kondisi lain membuat Anda perlu buang air kecil lebih sering, seperti kandung kemih yang terlalu aktif , pembesaran prostat , dan infeksi saluran kemih. Kondisi-kondisi ini dapat membuat Anda merasa ingin buang air kecil terus-menerus, meskipun kandung kemih Anda tidak banyak terisi . Namun, poliuria membuat Anda harus buang air kecil lebih sering karena tubuh Anda memproduksi lebih banyak urine.
Penyebab Poliuria
Kondisi sering buang air kecil karena terlalu banyak minum tidak termasuk masalah medis. Namun, melansir dari Cleveland Clinic, ada beberapa penyebab medis yang dialami oleh seseorang yang menderita poliuria atau produksi urine berlebihan:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih, yang biasanya disebabkan oleh bakteri, dapat mengiritasi kandung kemih dan menyebabkan peningkatan produksi urine. ISK sering disertai dengan gejala lain seperti rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
2. Diabetes Tipe 1 dan 2
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah penyebab umum dari poliuria. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan membuang kelebihan gula melalui urine, yang mengakibatkan produksi urine yang berlebihan.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi langka yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon antidiuretik (ADH) yang mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Hal ini menyebabkan ginjal tidak dapat menyerap kembali air, sehingga menghasilkan banyak urine yang encer.
4. Penyakit Ginjal
Berbagai penyakit ginjal, seperti gagal ginjal atau glomerulonefritis, dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring darah dengan efisien, yang dapat menyebabkan poliuria.
5. Kehamilan
Selama kehamilan, terutama pada trimester pertama dan terakhir, banyak wanita mengalami poliuria karena perubahan hormon dan tekanan pada kandung kemih oleh rahim yang membesar.
6. Penyakit Hati
Penyakit hati, seperti sirosis, dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh dan meningkatkan produksi urine sebagai respons terhadap ketidakseimbangan cairan.
7. Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat, terutama diuretik yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau edema, dapat meningkatkan produksi urine. Obat lain yang dapat menyebabkan poliuria termasuk lithium dan beberapa jenis antibiotik.
Gejala Poliuria
Gejala utama dari poliuria adalah peningkatan jumlah urine yang dikeluarkan. Ini sering disertai dengan gejala tambahan tergantung pada penyebab yang mendasari, seperti:
- Rasa haus yang berlebihan
- Dehidrasi
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat, termasuk di malam hari (nokturia)
- Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat buang air kecil (jika disebabkan oleh infeksi)
Penanganan dan Pencegahan Poliuria
Penanganan poliuria tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dan mencegah poliuria:
- Melatih kandung kemih agar dapat menampung urine lebih lama dan menurunkan frekuensi buang air kecil.
- Minum air putih secukupnya untuk mencegah konstipasi dan urine berlebihan.
- Hindari makanan yang dapat mengiritasi kandung kemih seperti kafein, alkohol, garam, makanan pedas dan pemanis buatan.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat yang dapat menyebabkan poliuria dan cari alternatif jika memungkinkan.
Dengan memahami penyebab dan gejala poliuria serta mengambil langkah-langkah yang tepat, Anda dapat mengatasi poliuria dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan mencegah komplikasi yang lebih serius. (Aq/PRT)