Siapa Saja yang Berisiko Terkena Inkontinensia Urine?

Inkontinensia urine: Siapa saja berisiko? Usia, gender, penyakit berpengaruh. Yuk, kenali jenis Inkontinensia.

written by : PARENTY - 5 Mar 2025

Viewed : 7   Read duration : 3 min

Inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang sulit mengontrol keluarnya urine, yang bisa terjadi secara tiba-tiba atau berulang. Meskipun sering dikaitkan dengan usia lanjut, nyatanya inkontinensia urine bisa dialami oleh berbagai kelompok usia dengan faktor risiko yang berbeda. Lantas, siapa saja yang berisiko mengalami kondisi ini? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Inkontinensia?

Inkontinensia adalah kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya kontrol kandung kemih atau usus, sehingga terjadi kebocoran urine atau tinja yang tidak disengaja. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, wanita setelah melahirkan, dan orang dengan kondisi medis tertentu.

Jenis-jenis Inkontinensia:

  • Inkontinensia Urine: Ketidakmampuan menahan buang air kecil.
  • Inkontinensia stres: Kebocoran urine saat batuk, bersin, tertawa, atau berolahraga.
  • Inkontinensia urgensi: Dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil, diikuti dengan kebocoran urine.
  • Inkontinensia luapan: Kandung kemih tidak kosong sepenuhnya, sehingga urine bocor secara terus-menerus.
  • Inkontinensia fungsional: Ketidakmampuan mencapai toilet tepat waktu karena masalah fisik atau mental.
  • Inkontinensia Tinja: Ketidakmampuan menahan buang air besar.

Siapa yang Berisiko Terkena Inkontinesia Urine?

Inkontinensia urine, atau ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil, dapat memengaruhi siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi. Berikut adalah beberapa faktor dan kelompok yang meningkatkan risiko terkena inkontinensia urine:

1. Lansia

Penuaan adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko inkontinensia urine. Seiring bertambahnya usia, otot-otot di sekitar kandung kemih melemah, sehingga sulit untuk menahan urine dengan baik. Berdasarkan data dari National Institute on Aging, sekitar 30% wanita dan 15% pria di atas usia 65 tahun mengalami inkontinensia urine.

2. Wanita, Terutama Setelah Melahirkan

Wanita memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan pria dalam mengalami inkontinensia urine. Ini disebabkan oleh faktor hormonal dan anatomi tubuh wanita yang berbeda. Kehamilan, persalinan normal, dan menopause dapat melemahkan otot dasar panggul yang berperan dalam menahan urine. Sebuah studi di American Journal of Obstetrics and Gynecology menyebutkan bahwa sekitar 40% wanita yang pernah melahirkan mengalami inkontinensia urine di kemudian hari.

3. Penderita Obesitas

Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih dan otot-otot di sekitarnya, yang bisa meningkatkan risiko kebocoran urine. Menurut penelitian di Journal of Urology, setiap kenaikan 5 unit BMI (Body Mass Index) meningkatkan risiko inkontinensia urine hingga 50%. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal sangat disarankan untuk mengurangi risiko ini.

4. Penderita Diabetes

Diabetes bisa menyebabkan kerusakan saraf (neuropati), yang memengaruhi kontrol kandung kemih dan menyebabkan inkontinensia urine. Penderita diabetes juga sering mengalami peningkatan produksi urine akibat kadar gula darah yang tinggi, yang membuat mereka lebih sering ke kamar mandi. Data dari American Diabetes Association menunjukkan bahwa sekitar 50% penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan fungsi kandung kemih.

5. Penderita Gangguan Saraf

Beberapa kondisi neurologis seperti stroke, penyakit Parkinson, dan multiple sclerosis dapat merusak saraf yang mengontrol fungsi kandung kemih. Ini bisa menyebabkan hilangnya kontrol terhadap pengeluaran urine. Penelitian di Neurology Journal menunjukkan bahwa sekitar 37% penderita Parkinson mengalami inkontinensia urine akibat gangguan saraf yang memengaruhi otot-otot kandung kemih.

6. Orang yang Sering Mengonsumsi Kafein dan Alkohol

Kafein dan alkohol memiliki sifat diuretik yang bisa meningkatkan produksi urine dan mempercepat keinginan untuk buang air kecil. Konsumsi berlebihan dari dua zat ini bisa memperburuk gejala inkontinensia urine, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kandung kemih sensitif.

7. Pria dengan Gangguan Prostat

Pria yang mengalami pembesaran prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) atau yang telah menjalani operasi pengangkatan prostat berisiko mengalami inkontinensia urine. Pembesaran prostat bisa menekan kandung kemih dan uretra, sehingga menyebabkan kebocoran urine atau seringnya keinginan untuk buang air kecil.

8. Penderita Sembelit Kronis

Sembelit kronis menyebabkan tekanan berlebih pada otot dasar panggul, yang bisa melemahkan kontrol kandung kemih dalam jangka panjang. Orang yang sering mengalami sembelit lebih rentan mengalami inkontinensia urine dibandingkan mereka yang memiliki sistem pencernaan yang lancar.

9. Pengguna Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat, seperti diuretik, obat penenang, dan obat tekanan darah tinggi, bisa meningkatkan risiko inkontinensia urine. Obat diuretik, misalnya, dapat meningkatkan produksi urine, yang bisa menyebabkan kebocoran jika kontrol kandung kemih lemah.

Inkontinensia urine bukan hanya masalah yang dialami oleh lansia, tetapi juga bisa menyerang berbagai kelompok usia dengan faktor risiko yang berbeda. Menjaga berat badan ideal, mengontrol asupan kafein dan alkohol, serta rutin berolahraga untuk memperkuat otot dasar panggul adalah beberapa cara untuk mengurangi risiko inkontinensia urine.

Jika mengalami gejala inkontinensia urine, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan untuk mengendalikan kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup. (Aq/MKK)

READ ANOTHER LATEST NEWS

Lihat semua >
Parenty Heavy Flow: Popok Dewasa untuk Inkontinensia Sedang hingga Berat

Parenty Heavy Flow: Popok dewasa andalan untuk inkontinensia sedang hingga berat. Serap maksimal nyaman sepanjang hari.

2025-04-09 11:34:29
Mudik Lebaran Nyaman untuk Pengidap Inkontinensia Urine

Mudik nyaman meski inkontinensia urine? Inkontinensia urine tak halangi mudik dan bisa tetap nyaman di perjalanan. Ini tips lengkapnya!

2025-03-12 11:10:44