Tidur merupakan kebutuhan fundamental bagi manusia di segala usia, tak terkecuali lansia. Kebutuhan tidur yang terpenuhi dengan baik dapat menunjang kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Lantas, berapa lama waktu tidur ideal untuk lansia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)?
Berapa Lama Waktu Tidur Ideal Untuk Lansia?
Menurut WHO, lansia berusia 65 tahun ke atas membutuhkan waktu tidur 7-9 jam per hari. Durasi ini tergolong cukup untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh lansia.
Namun, perlu diingat bahwa kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda. Faktor seperti kondisi kesehatan, gaya hidup, dan obat-obatan yang dikonsumsi dapat memengaruhi kebutuhan tidur lansia.
Tanda-tanda bahwa lansia mendapatkan tidur yang cukup antara lain:
- Merasa segar dan berenergi setelah bangun tidur
- Mampu beraktivitas dengan baik sepanjang hari
- Tidak mengantuk di siang hari
- Mudah tertidur dan tidur nyenyak
- Tidak sering terbangun di malam hari
Jika lansia mengalami kesulitan tidur atau menunjukkan tanda-tanda kurang tidur, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Manfaat Tidur Cukup untuk Lansia
Tidur yang cukup memberikan banyak manfaat bagi kesehatan lansia, antara lain:
- Meningkatkan fungsi kognitif: Tidur yang cukup membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan belajar lansia.
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh: Tidur membantu tubuh lansia melawan infeksi dan penyakit.
- Menjaga kesehatan jantung: Tidur yang cukup membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
- Menjaga kesehatan mental: Tidur yang cukup membantu mengurangi risiko depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati.
- Meningkatkan kualitas hidup: Tidur yang cukup membantu lansia merasa lebih energik, segar, dan bahagia.
Gangguan Tidur Yang Kerap Dialami Lansia
Tidur bagaikan kunci pembuka gerbang kesehatan bagi lansia. Sayangnya, pintu ini tak selalu mudah dilalui. Gangguan tidur kerap mengintai, mengusik ketenangan dan menghambat pemulihan energi. Berikut beberapa "penjaga gerbang" yang sering kali mengganggu istirahat para lansia.
1. Insomnia
Insomnia bagaikan hantu yang menghantui malam para lansia. Kesulitan untuk terlelap, terbangun berkali-kali, dan rasa tak cukup istirahat setelah tidur menjadi ciri khasnya. Bayangkan, rasa lelah dan lesu pun menghantui siang hari.
2. Sleep Apnea
Sleep apnea bagaikan monster yang mencekik saat tidur. Jeda pernapasan berulang kali, mendengkur keras, terengah-engah saat bangun, dan sakit kepala menjadi tanda kehadirannya. Tak hanya rasa kantuk di siang hari, sleep apnea juga meningkatkan risiko penyakit serius.
3. Restless Leg Syndrome
Restless leg syndrome bagaikan rasa gelitik tak tertahankan pada kaki. Munculnya sensasi ini biasanya di malam hari, saat ingin beristirahat, membuat lansia terus menggerakkan kakinya. Rasa lelah dan kantuk pun terhambat.
4. Mendengkur
Mendengkur bagaikan suara musik sumbang di tengah malam. Getaran jaringan lunak di tenggorokan saat bernapas menghasilkan suara bising yang mengganggu ketenangan tidur, baik bagi si empunya suara maupun orang di sekitarnya. Mendengkur juga bisa menjadi tanda sleep apnea.
5. Ritme Sirkadian yang Terganggu
Ritme sirkadian bagaikan jam internal tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun. Pada lansia, jam ini bisa terganggu, menyebabkan kesulitan tidur atau bangun di pagi hari. Akibatnya, aktivitas dan mood pun terpengaruh.
Dampak Kurang Tidur pada Lansia
Kurang tidur dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan lansia, antara lain:
- Kelelahan dan kurang energi
- Kesulitan berkonsentrasi dan mengingat
- Penurunan mood dan depresi
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Peningkatan risiko penyakit kronis
- Kecelakaan dan cedera
Menjaga waktu tidur yang ideal sangat penting bagi kesehatan lansia. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, lansia dapat menikmati hidup yang lebih sehat, bahagia, dan produktif.